MENARI. Itulah satu kata yang dapat menggambarkan diri saya. Sejak lulus SMA, saya baru menyadari bahwa saya sangat menyukai tarian tradisional Indonesia. Kesadaran itu baru dirasakan ketika saya sudah tidak aktif menari. Sejak tahun 2007 ketika lulus SMA dan masuk ke Universitas, saya sama sekali tidak pernah menari lagi. Namun rasa ingin kembali menari tersebut muncul. Sampai akhirnya, pada Januari 2010 teman saya mengajak saya bergabung dengan salah satu sanggar yang bernama "Opera Jelajah Anak Indonesia". Saya pun dengan sangat senang hati memutuskan untuk kembali ke menari.
Ketika hari pertama latihan nari di sanggar tersebut, ternyata banyaaak sekali anak SD yang gabung dalam sanggar itu. Saya dengan 4 orang teman, merupakan anggota sanggar yang paling tua,hahaha. Eh, tidak paling tua juga sih, karena ada beberapa ibu dari anggota sanggar anak-anak SD tersebut, yang ikutan latihan nari. Pada saat itu, OJAI merupakan sanggar baru. Sanggar tersebut memiliki konsep seni pertunjukan. Jadi, tidak hanya untuk latihan menari saja, melainkan ada drama-nya. Yaa, seperti drama musikal deh. Untuk pertunjukan pertamanya, OJAI mengangkat cerita tradisional "Batu Belah Betangkup", cerita rakyat dari Riau. Saya mulai bergabung dengan sanggar OJAI terhitung pada Januari 2010 dan pertunjukan diadakan pada awal Maret 2010 di Salihara.
Sesuai dengan hobi saya, di pertunjukan nanti saya menjalankan peran tetap sebagai penari. Karena tema yang diangkat asal Riau, sudah pasti tarian-tarian yang akan disajikan merupakan tarian melayu. Dalam pertunjukan tersebut saya menari 4 tarian yaitu, Tari Makan Sembah Sirih untuk pembukaan, Tari Zapin (hanya mengikuti awal gerakan tarian sebagai pembuka untuk Maestro Melayu Tom Ibnur), dan Tari Djoged Dangkung Jogi, Tari Sapu Tangan (penutupan). Bagaimana rasanya?? Wah! saya benar-benar senang sekali. Bayangkan, setelah 3 tahun akhirnya saya kembali menari. Sangat excited! Apalagi ketika pertunjukan. Saya bisa kembali merasakan kesibukan di belakang panggung, dari persiapan kostum, sesi pemotretan, gladi resik, sampai pada harus buru-buru ganti kostum karena rentang tarian pertama dan selanjutnya sangat mepet. Huwow! Rasanya benar-benaaaaaarrr, luar biasa dan sangat semangat. Maklum saja kalau perasaan saya sangat senang sekali, namanya juga udah 3 tahun tidak menari..hehheee.
|
Tari Makan Sembah Sirih sebagai pembukaan
Tari Djoget Dangkung Jogi |
|
Tom Ibnur sedang menari Tari Zapin. Sebelum beliau menari,
saya dan teman yang membuka tarian tersebut. |
|
Tarian ini disebut sebagai Tari Sapu Tangan, dikarenakan kami menggunakan selendang/sapu tangan untuk properti menari. Tarian ini menjadi tari penutupan untuk seni pertunjukan ini. Ah, saya terihat di belakang adik-adik SD itu :) |
|
Kesuksesan pertunjukan OJAI tidak terlepas dari pihak-pihak luar biasa yang memegang acara ini, yaitu misalkan Tom Ibnur sebagai sutradara. Tom Ibnur merupakan salah satu Maestro Tari Indonesia. Beliau adalah penerima penghargaan Presiden Republik Indonesia sebagai "Tokoh Pelestari Seni Budaya Tradisi", dan masih banyak lagi penghargaan dan pengalamannya di dunia tari. Selain itu, penata artistik acara ini adalah Rama Soeprapto. Setelah seni pertunjukan ini selesai, saya dan teman-teman, memutuskan untuk berhenti dari sanggar ini :D Tapi keterlibatan saya dalam pertunjukan pertama OJAI tidak mungkin terlupakan.
|
Foto bersama Tom Ibnur, setelah latihan. (Sayang, ada 1 teman yang tidak ikut foto) |
|
OPERA JELAJAH ANAK INDONESIA 2010
"BATU BELAH BETANGKUP" |
Oh iya, pada pertunjukan ini saya sangat senangt karena sahabat-sahabat saya (Gambreng) hadir untuk menonton saya. Thankiiiieesss girls :*
|
Gambreng (minus, 1 orang)
|
Salah satu foto yang dijadiin poster acara |
|
Komentar
Posting Komentar