PERJUANGAN. Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan usaha saya dan seorang teman untuk menyalurkan hobi, bakat, minat, passion, atau apalah yang terkait dengan kesukaan kami, yaitu MENARI (tari tradisonal). Setalah keluar dari OJAI pada Maret 2010, saya dan teman melakukan trip dari satu sanggar ke sanggar lain. Huaaaahhh, "trip" tersebut sungguh memakan tenaga, pikiran, dan biaya juga sih. Kami sengaja tidak memilih UKM tari tradisional di kampus masing-masing. Kami mencari sanggar dimana kami dapat tumbuh menjadi seorang penari profesional. Info-info tempat sanggar pun kami cari dari mulut ke mulut hingga sampai mencari di GOOGLE! See, betapa NIAT nya kami untuk menari..hahaha!
1. Sampai akhirnya, saya dan teman saya, Echa, memutuskan untuk ikut menari di salah satu anjungan di TMII. Beberapa anjungan di TMII memang membuka kursus tari tradisional, seperti di anjungan Aceh, Bali, Sumatera, dan DKI Jakarta. Kami berkeliling dari satu anjungan ke beberapa anjungan lainnya. Sampai akhirnya, kami memutuskan memilih satu anjungan tersebut. Ternyataaaa, di anjungan tersbut kami bertemu dengan salah seorang pelatih nari kami waktu SMA. Wow, rasanya senang sekali. Karena itu menandakan "sebentar lagi kami akan nari lagi", yes!
Tapiiii kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Saya, Echa, dan teman saya yang lain (Lidya) sudah mendaftar. Namun beberapa minggu kami datang ke anjungan tersebut, kami tidak pernah latihan dikarenakan sang pelatih sedang mengurusi sekolah lain yang akan perform di luar negeri. Selama beberapa minggu kesana, selalu tidak ada kejelasan kapan latihan dimulai. huuuufftt... Memang sih, saat itu kami mendaftar pada bulan-bulan dimana musim anak sekolah untuk perform di luar negeri. Biasanya, setiap SMA atau SMP yang mempunyai ekstrakurikuler tari tradisional, setiap tahunnya akan ada performance ke luar negeri. Akhirnya saya dan teman memutuskan untuk tidak kembali kesana karena hampir sebulan belum mulai latihan.
Namun pada hari terakhir saya datang untuk latihan (yang tidak jadi), kami melihat anjungan disebelah kami sedang mengadakan acara. Waaah, ternyata kami bertemu salah satu pelatih nari kami yang lain waktu SMA. Kami juga bertemu dengan pengiring musik ketika pertunjukan Batu Belah Betangkup bersama OJAI. Wah, ternyata yang namanya menari, pasti lingkungannya gak akan jauh-jauh ya. Kemanapun kita pergi, pasti ketemu mereka lagi..hehhee! Setelah bertemu dengan mereka, dan melihat latihan nari yang ada di anjungan tersebut, saya dan teman membuat keputusan bahwa kami tetap menari di TMII namun pindah anjungan..hahhahaa! Kami memutuskan pindah ke anjungan karena kami juga sudah mengenal dan pernah memperlajari tarian di anjungan tersebut. Dan yang terpenting, kami SUKA dengan tarian tersebut.
Pada saat melihat anak-anak yang sedang latihan, saya dan teman diajak untuk ikut latihan. Kata mereka dicoba aja dulu. Namun ketika kami sudah MANTAB, mau ikut latihan nari disana, keadaan tidak mendukung karena sudah akan memasuki bulan puasa. Saya dan teman memutuskan untuk mulai latihan setelah lebaran saja. Tapi ketika lebaran selesai, kami kembali mengurungkan niat untuk latihan nari disana karena tidak adanya waktu luang kami. Yah, GAGAL lagi deh narinya!
2. Mungkin "petualangan" di TMII itu sudah makan waktu sekitar 2 bulan. Saya mencoba sanggar lain. "Petualangan" kali ini saya lakukan bersama dengan beberapa teman nari saya waktu SMA yang juga mantan anggota OJAI. Sebenarnya sih, saya sudah pernah nanya-nanya ke sanggar ini, sebelum saya keluar dari OJAI. Tapi bodohnya, kami tidak menyimpan CP sanggar tersebut. Hanya mereka yang menyimpan nomor telepon teman saya. Karena waktu itu kami sulit menghubungi sanggar ini, makanya kami mencoba ke TMII. Namun ketika di TMII tidak berhasil, kami memutuskan balik lagi ke sanggar ini. Hahahaa, ribet yaa :D
Kami kembali mencoba daftar di sanggar ini karena sanggar ini memang bagus dan jaraknya lebih dekat dengan rumah saya dibandingkan harus ke TMII. Namuuuun, lagi lagi...kami GAGAL bergabung dengan sanggar ini. KARENA, ketika saya dan teman sudah membulatkan tekat untuk latihan nari lagi, eeeehh ternyata sanggar ini sedang sibuk mempersiapkan keberangkatan mereka ke luar negeri untuk performance. Yaaahh, GAGAL lagi deh yaa! Seiring menunggu kembalinya mereka dari luar negeri, semangat saya dan teman pun menjadi LUNTUR..hahhahaa! GAGAL lagiiiii...
3. Okeh, untuk menggapai cita-cita sebagai penari, perjuangan DILANJUTKAN..hahhahaa! Kali ini saya dan 1 orang teman, Listya (teman nari SMA dan di OJAI), memutuskan untuk kembali "berpetualang" ke salah satu pusat seni dan budaya. Di sanggar ini hanya concern kepada 1 tarian daerah. Walaupun hanya 1 daerah, tapi tarian yang di pelajari itu sangat banyak. Sebagaimana dengan kebudayaan Indonesia yang beranekaragam. Lokasi sanggar ini pun termasuk jauh dari rumah saya dan juga rumah teman saya. Namun karena sudah NIAT, yaa kita tetap yakin akan latihan di sanggar tersebut. Sebenarnya sih, saya kurang 100% untuk bergabung di sanggar ini karena saya cenderung ingin memilih sanggar yang mengajarkan berbagai tarian daerah. Namun saya tetap mencoba mau gabung di sanggar ini karena tarian dan sanggar ini sangat berkualitas. Tapiii... Lagi-lagi, harus ada kata TAPI.
Ketika saya ingin bergabung, sanggar ini sedang mempersiapkan ujian kenaikan tingkat. Jadiiiii, mereka tidak membuka pendaftaran resmi. Mereka akan baru buka pendaftaran dan mulai kelas baru setelah ujian selesai, dan untuk ituuuu kami harus menunggu kurang lebih 2 bulan (kalau tidak salah ingat). YAH, GAGAL LAGI!!! Seiring berjalannya waktu menunggu yang lama, akhirnya membuat kami TIDAK SEMANGAT untuk bergabung dengan sanggar itu..huuufffttt!
4. Setelah sekian lamaaaaa dan capek untuk "berpetualang", saya dapat info dari teman tentangg suatu sanggar. Oke, kali ini saya akan mencoba ke TKP tersebut. Sanggar ini letaknya dekat dengan rumah saya. Namun, awalnya saya ragu untuk bergabung di sanggar ini. Hal itu karena saya merasakan, sepertinya tarian tersebut tidak cocok untuk saya. Sanggar ini, hanya mengajarkan tarian dari satu daerah. Namun, karena keinginan yang kuat untuk KEMBALI MENARI, akhirnyaaa saya mau mencoba. Kali ini, sebelum mendaftar, saya ingin melihat mereka latihan. Sebelumnya sih, teman saya sudah duluan bergabung dengan sanggar ini. Jadi saya lihat dia latihan dulu. Pas melihat mereka latihan sih rasanya WOW lagi. Wow-nya ya karena saya suka suasana-suasana latihan menari. Tapiii rasanya masih setengah-setangah antara ikut atau tidak. Tapi baiklah, saya putuskan bergabung. Minggu depannya, saya mencoba ikut latihan tambahan teman saya. Oh my god! Tuh kan bener! Saya merasa tidak dengan senangg hati dengan tarian ini. Entah kenapa.
Sesungguhnya saya mencintai seluruh tarian tradisional Indonesia. Tapi saya seperti tidak memiliki "chemistry" di tarian daerah yang ini. Akhirnya, GAGAL LAGI untuk kesekian kalinya. Saya memutuskan untuk tidak melanjutkan di sanggar tersebut. Bukan karena apa, saya tidak bisa melakukan hal-hal yang tidak dapat membuat hati saya nyaman walaupun rasa keinginan untuk kembali menari sangat besar. Namun, hingga saat ini, salah seorang teman saya bertahan di sanggar tersebut. Selamar berjuang ya! Semoga lo meraih kesuksesan di sanggar itu :)
Beberapa "petualangan" itu saya lakukan sepanjang tahun 2010. Kecuali, poin yang ke-4, itu saya lakukan pada tahun 2011. Hmmm, bagaimana pun suatu saat nanti saya tetap ingin kembali menari. Ya walaupun umur sudah 22 tahun, tapi saya rasa belum terlambat-terlambat banget. Seharusnya sih, kalau sudah 22 tahun, penguasaan tari dan pengalamannya sudah banyak. Tapi tidak apa, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Tidak lama lagi, saya akan bergabung dengan sanggar tari yang baru. Wahh, kali ini semoga saya benar-benar jadi bergabung dan bertahan lama (amiiin). Saya bercita-cita untuk selalu menari sampai tua.Bahkan kalau menari bisa dan cocok saya jadikan profesi dan menuju kesuksesan, saya akan bersungguh-sunguh untuk menekuninya.
Disini saya hanya ingin menekankan. Raihlah cita-citamu walaupun banyak hambatan yang kamu hadapi. Bahkan, hambatan yang datang dari dalam diri sendiri, seperti saya yang beberapa kali kehilangan semangat karena lamanya menunggu. Mari kita lestarikan budaya Indonesia! (minimal lestarikan kebudayaan yang sesuai dengan hobi kamu)
1. Sampai akhirnya, saya dan teman saya, Echa, memutuskan untuk ikut menari di salah satu anjungan di TMII. Beberapa anjungan di TMII memang membuka kursus tari tradisional, seperti di anjungan Aceh, Bali, Sumatera, dan DKI Jakarta. Kami berkeliling dari satu anjungan ke beberapa anjungan lainnya. Sampai akhirnya, kami memutuskan memilih satu anjungan tersebut. Ternyataaaa, di anjungan tersbut kami bertemu dengan salah seorang pelatih nari kami waktu SMA. Wow, rasanya senang sekali. Karena itu menandakan "sebentar lagi kami akan nari lagi", yes!
Tapiiii kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Saya, Echa, dan teman saya yang lain (Lidya) sudah mendaftar. Namun beberapa minggu kami datang ke anjungan tersebut, kami tidak pernah latihan dikarenakan sang pelatih sedang mengurusi sekolah lain yang akan perform di luar negeri. Selama beberapa minggu kesana, selalu tidak ada kejelasan kapan latihan dimulai. huuuufftt... Memang sih, saat itu kami mendaftar pada bulan-bulan dimana musim anak sekolah untuk perform di luar negeri. Biasanya, setiap SMA atau SMP yang mempunyai ekstrakurikuler tari tradisional, setiap tahunnya akan ada performance ke luar negeri. Akhirnya saya dan teman memutuskan untuk tidak kembali kesana karena hampir sebulan belum mulai latihan.
Namun pada hari terakhir saya datang untuk latihan (yang tidak jadi), kami melihat anjungan disebelah kami sedang mengadakan acara. Waaah, ternyata kami bertemu salah satu pelatih nari kami yang lain waktu SMA. Kami juga bertemu dengan pengiring musik ketika pertunjukan Batu Belah Betangkup bersama OJAI. Wah, ternyata yang namanya menari, pasti lingkungannya gak akan jauh-jauh ya. Kemanapun kita pergi, pasti ketemu mereka lagi..hehhee! Setelah bertemu dengan mereka, dan melihat latihan nari yang ada di anjungan tersebut, saya dan teman membuat keputusan bahwa kami tetap menari di TMII namun pindah anjungan..hahhahaa! Kami memutuskan pindah ke anjungan karena kami juga sudah mengenal dan pernah memperlajari tarian di anjungan tersebut. Dan yang terpenting, kami SUKA dengan tarian tersebut.
Pada saat melihat anak-anak yang sedang latihan, saya dan teman diajak untuk ikut latihan. Kata mereka dicoba aja dulu. Namun ketika kami sudah MANTAB, mau ikut latihan nari disana, keadaan tidak mendukung karena sudah akan memasuki bulan puasa. Saya dan teman memutuskan untuk mulai latihan setelah lebaran saja. Tapi ketika lebaran selesai, kami kembali mengurungkan niat untuk latihan nari disana karena tidak adanya waktu luang kami. Yah, GAGAL lagi deh narinya!
2. Mungkin "petualangan" di TMII itu sudah makan waktu sekitar 2 bulan. Saya mencoba sanggar lain. "Petualangan" kali ini saya lakukan bersama dengan beberapa teman nari saya waktu SMA yang juga mantan anggota OJAI. Sebenarnya sih, saya sudah pernah nanya-nanya ke sanggar ini, sebelum saya keluar dari OJAI. Tapi bodohnya, kami tidak menyimpan CP sanggar tersebut. Hanya mereka yang menyimpan nomor telepon teman saya. Karena waktu itu kami sulit menghubungi sanggar ini, makanya kami mencoba ke TMII. Namun ketika di TMII tidak berhasil, kami memutuskan balik lagi ke sanggar ini. Hahahaa, ribet yaa :D
Kami kembali mencoba daftar di sanggar ini karena sanggar ini memang bagus dan jaraknya lebih dekat dengan rumah saya dibandingkan harus ke TMII. Namuuuun, lagi lagi...kami GAGAL bergabung dengan sanggar ini. KARENA, ketika saya dan teman sudah membulatkan tekat untuk latihan nari lagi, eeeehh ternyata sanggar ini sedang sibuk mempersiapkan keberangkatan mereka ke luar negeri untuk performance. Yaaahh, GAGAL lagi deh yaa! Seiring menunggu kembalinya mereka dari luar negeri, semangat saya dan teman pun menjadi LUNTUR..hahhahaa! GAGAL lagiiiii...
3. Okeh, untuk menggapai cita-cita sebagai penari, perjuangan DILANJUTKAN..hahhahaa! Kali ini saya dan 1 orang teman, Listya (teman nari SMA dan di OJAI), memutuskan untuk kembali "berpetualang" ke salah satu pusat seni dan budaya. Di sanggar ini hanya concern kepada 1 tarian daerah. Walaupun hanya 1 daerah, tapi tarian yang di pelajari itu sangat banyak. Sebagaimana dengan kebudayaan Indonesia yang beranekaragam. Lokasi sanggar ini pun termasuk jauh dari rumah saya dan juga rumah teman saya. Namun karena sudah NIAT, yaa kita tetap yakin akan latihan di sanggar tersebut. Sebenarnya sih, saya kurang 100% untuk bergabung di sanggar ini karena saya cenderung ingin memilih sanggar yang mengajarkan berbagai tarian daerah. Namun saya tetap mencoba mau gabung di sanggar ini karena tarian dan sanggar ini sangat berkualitas. Tapiii... Lagi-lagi, harus ada kata TAPI.
Ketika saya ingin bergabung, sanggar ini sedang mempersiapkan ujian kenaikan tingkat. Jadiiiii, mereka tidak membuka pendaftaran resmi. Mereka akan baru buka pendaftaran dan mulai kelas baru setelah ujian selesai, dan untuk ituuuu kami harus menunggu kurang lebih 2 bulan (kalau tidak salah ingat). YAH, GAGAL LAGI!!! Seiring berjalannya waktu menunggu yang lama, akhirnya membuat kami TIDAK SEMANGAT untuk bergabung dengan sanggar itu..huuufffttt!
4. Setelah sekian lamaaaaa dan capek untuk "berpetualang", saya dapat info dari teman tentangg suatu sanggar. Oke, kali ini saya akan mencoba ke TKP tersebut. Sanggar ini letaknya dekat dengan rumah saya. Namun, awalnya saya ragu untuk bergabung di sanggar ini. Hal itu karena saya merasakan, sepertinya tarian tersebut tidak cocok untuk saya. Sanggar ini, hanya mengajarkan tarian dari satu daerah. Namun, karena keinginan yang kuat untuk KEMBALI MENARI, akhirnyaaa saya mau mencoba. Kali ini, sebelum mendaftar, saya ingin melihat mereka latihan. Sebelumnya sih, teman saya sudah duluan bergabung dengan sanggar ini. Jadi saya lihat dia latihan dulu. Pas melihat mereka latihan sih rasanya WOW lagi. Wow-nya ya karena saya suka suasana-suasana latihan menari. Tapiii rasanya masih setengah-setangah antara ikut atau tidak. Tapi baiklah, saya putuskan bergabung. Minggu depannya, saya mencoba ikut latihan tambahan teman saya. Oh my god! Tuh kan bener! Saya merasa tidak dengan senangg hati dengan tarian ini. Entah kenapa.
Sesungguhnya saya mencintai seluruh tarian tradisional Indonesia. Tapi saya seperti tidak memiliki "chemistry" di tarian daerah yang ini. Akhirnya, GAGAL LAGI untuk kesekian kalinya. Saya memutuskan untuk tidak melanjutkan di sanggar tersebut. Bukan karena apa, saya tidak bisa melakukan hal-hal yang tidak dapat membuat hati saya nyaman walaupun rasa keinginan untuk kembali menari sangat besar. Namun, hingga saat ini, salah seorang teman saya bertahan di sanggar tersebut. Selamar berjuang ya! Semoga lo meraih kesuksesan di sanggar itu :)
Beberapa "petualangan" itu saya lakukan sepanjang tahun 2010. Kecuali, poin yang ke-4, itu saya lakukan pada tahun 2011. Hmmm, bagaimana pun suatu saat nanti saya tetap ingin kembali menari. Ya walaupun umur sudah 22 tahun, tapi saya rasa belum terlambat-terlambat banget. Seharusnya sih, kalau sudah 22 tahun, penguasaan tari dan pengalamannya sudah banyak. Tapi tidak apa, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Tidak lama lagi, saya akan bergabung dengan sanggar tari yang baru. Wahh, kali ini semoga saya benar-benar jadi bergabung dan bertahan lama (amiiin). Saya bercita-cita untuk selalu menari sampai tua.Bahkan kalau menari bisa dan cocok saya jadikan profesi dan menuju kesuksesan, saya akan bersungguh-sunguh untuk menekuninya.
Disini saya hanya ingin menekankan. Raihlah cita-citamu walaupun banyak hambatan yang kamu hadapi. Bahkan, hambatan yang datang dari dalam diri sendiri, seperti saya yang beberapa kali kehilangan semangat karena lamanya menunggu. Mari kita lestarikan budaya Indonesia! (minimal lestarikan kebudayaan yang sesuai dengan hobi kamu)
trus skrg masih nari mba?? nari dmna???
BalasHapushi sorry for late reply. Baru nemu tempat latian lagi sih. Tapi belom mulai. Hehe
BalasHapusKak, sekarang latihan dimana ya? Aku juga punya minat, tp belum bisa sama sekali, kira2 dimana ya?
HapusSebenernya dimana aja bisa. Setiap sanggar pasti terbuka untuk pemula kok :)
Hapusminta no wa donk..aku jg lg cari sanggar nih
BalasHapusminta no wa donk..aku jg lg cari sanggar nih
BalasHapusAku udah ga nari lagi dari beberapa tahun lalu. Jadi ga akan bisa bantu untuk perkembangan nari. Maaf yaaa..
HapusTapi kalo kamu SMP/SMA bahkan kuliah, biasanya kan ada ekskul nari. Coba itu aja, biasanya pengajarnya punya sanggar kok :)
Hy ka, boleh minta daftar nama sanggar tari yg recommend di jakarta yg kaka tau? Aku udah kerja, cuma pengen nari, telat bgt gak ya? Thank you
BalasHapus