Berbudaya Itu Seru! (BERBURU)


Selain sebagai ibukota negara, Jakarta merupakan kota metropolitan yang menyediakan lapangan pekerjaan, berbagai macam hiburan, tempat makan, dan lainnya. Sebagai pusat pemerintahan, pusat kota, dan pusat perekonomian, menjadikan Jakarta sebuah kota yang padat penduduk. Tanpa disadari, padatnya warga Jakarta mengiringi timbulnya berbagai macam permasalahan di Jakarta. Tidak hanya pemerintah, berbagai komunitas juga muncul untuk turut membenahi kota Jakarta menjadi lebih baik.

Dari berbagai permasalahan di Jakarta seperti anak jalanan, pengangguran, banjir, dan lainnya, muncul sebuah komunitas sosial bernama Berbudaya Itu Seru atau yang biasa disebut dengan Berburu. Komunitas ini mencoba  mengajak masyarakat Jakarta untuk berperilaku lebih berbudaya. Gerakan ini muncul dikarenakan adanya kejenuhan dengan carut marutnya Jakarta yang diakibatkan oleh perilaku masyarakat Jakarta itu sendiri. Sebagai contoh, kemacetan yang terjadi di Jakarta terkadang diakibatkan oleh warga Jakarta yang tidak menaati rambu-rambu lalu lintas. Mereka menerobos lampu merah, yang dapat mengakibatkan kecelakan lalu lintas. Contoh lain, masih banyak warga Jakarta yang membuang sampah sembarangan meskipun telah disediakan tempat sampah. Perilaku-perilaku seperti itu lah yang menjadi titik jenuh para penggiat Berburu.

Berburu melakukan berbagai aksi dalam mencapai tujuannya. Sejak tahun 2010, salah satu aksi mereka yaitu mengajar nilai-nilai positif budaya di beberapa SD Negeri secara rutin setiap Sabtu pagi. Dengan memperkenalkan perilaku berbudaya sejak kecil diharapkan nantinya akan menjadi sebuah kebiasaan mereka hingga dewasa. Materi-materi yang diajarkan oleh Berburu merupakan kampanye mereka secara keseluruhan, yaitu mengembangkan disiplin diri, menghargai diri sendiri dan orang kain, mencintai lingkungan, membaca itu menyenangkan, dan mencintai warisan budaya Indonesia. Sesuai dengan namanya yaitu Berbudaya Itu Seru, metode pengajaran juga dibuat seru oleh para tim kurikulum Berburu, seperti menggunakan simulasi, project, permainan, nyanyian, dan lainnya. Para murid juga dipanggil dengan sebutan Detektif Cilik. Para pengajar yang merupakan sukarelawan juga akan dibekali dengan kemampuan mengajar sebelum mendampingi para deketif cilik.

Selain kegiatan mengajar di SD negeri, kedepannya Berburu juga akan mencoba membuat aksi-aksi  nyata untuk menyadarkan masyarakat betapa pentingnya berperilaku berbudaya. Selain itu, Berburu juga ingin mengembangkan programnnya hingga di luar Jakarta. Hal tersebut agar tidak hanya warga Jakarta saja, namun seluruh masyarakat Indonesia mulai menyadari akan pentingnya perilaku berbudaya demi kebaikan lingkungan dan diri sendiri pastinya.
Saat ini Berburu didukung oleh lebih dari 50 sukarelawan yang berusia sekitar 20-28 tahun, dengan latar belakang pendidikan yang bervariasi.

Ayo berbudaya!
Salam Berburu!
website    : www.berburu.org
blog          : www.sahabatberburu.wordpress.com
twitter       : @berburu
facebook  : Berbudaya Itu Seru


Komentar