Tahun 2011 merupakan tahun yang memberikan saya banyak pengalaman dan pembelajaran akan berbagai macam hal. Salah satu pengalaman berkesan saya di tahun 2011 yaitu sekitar bulan Mei dan Juni. Ketika itu saya memutuskan untuk ikut menjadi bagian dari anak-anak penderita kanker.
Kenapa?
Semua orang tahu bahwa kanker merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian. Penyakit ini juga banyak diderita oleh anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa. Saya pribadi merasa sangat ingin masuk dalam bagian hidup mereka, setidaknya saya berharap dapat menjadi teman yang dapat membuat mereka tertawa dan bahagia ditengah penyakit ganas yang mereka derita. Saya meyakini bahwa senyuman dan tawa dapat berpengaruh baik untuk kesehatan manusia. Setidaknya meskipun fisik mereka sakit tapi perasaan mereka tetap bahagia.
Oleh karena itu, kebetulan salah satu komunitas atau organisasi yang fokus pada anak-anak penderia kanker sedang membuka kesempatan menjadi volunteer untuk mendampingi para anak-anak tersebut. Maka daftar lah saya sebagai volunteer di Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia / Community for Children with Cancer. Setelah melewati beberapa proses seperti pendaftaran dan briefing, pada akhirnya saya dapat terjun langsung atau menjadi bagian dari anak-anak tersebut. Kegiatan berlangsung di RS. Dharmais.
Pada saat itu, jadwal kunjungan para volunteer dibebaskan oleh pengurus organisasi sesuai dengan waktu luang yang dimiliki oleh para volunteer. Oleh karena itu setiap saya kesana, jarang sekali saya bertemu dengan para volunteer lainnya. Jam kunjungan pun dibebaskan, sehingga terkadang ketika volunteer datang, para adik tersebut sedang tidak dapat bermain.
Kalau tidak salah, ketika itu saya memilih datang kunjungan setiap Rabu dan Jumat sekitar pukul 2 siang. Selama menjadi volunteer disana, saya hanya sempat melakukan 4 kali kunjungan. Namun, semuanya sangat berkesan bagi saya karena bertemu dengan adik-adik yang berbeda dan pastinya dengan jenis penyakit yang berbeda dan kisah yang berbeda pula. Namun dengan berat hati, saya harus menghentikan kunjungan saya kesana karena saya merasa tidak ada waktu yang jelas untuk para volunteer sehingga terkadang ketika saya datang kesana akhirnya sia-sia dan tidak dapat melakukan satu kegiatan pun. Bahkan tidak ada pengurus yang dapat ditemui disana. Memang, pada saat itu tidak ada jam-jam khusus yang diberikan untuk interaksi antara adik-adik penderita kanker dengan para volunteer. Sangat dibebaskan.
Menurut informasi dari teman saya yang mencoba daftar sebagai volunteer pada tahun 2012, telah diberlakukan jadwal yang fix untuk para calon volunteer. Namun, pada tahun lalu saya memutuskan tidak kembali mendaftarkan karena adanya ketidakcocokan waktu.
Berikut adalah moment-moment selama kurang lebih 2 bulan menjadi volunteer YPKAI pada tahun 2011 :
1. Sebelum terjun langsung, dipastikan ada briefing dari komunitas untuk para calon volunteer. Briefing diadakan di aula RS. Dharmais. Ketika itu aula penuh sekali dengan para calon volunteer. Kegiatan hari itu adalah penjelasan mengenai profil komunitas, penyakit kanker dari para dokter RS Dharmais, pengalaman para volunteer, dan sebagainya. Pada saat itu hadir pula Panji Pragiwaksono dan Erwin Parengkuan yang juga bagian dari YPKAI. Moment sedih pada briefing ini adalah ketika diperlihatkan video mengenai anak-anak penderita kanker di RS Dharmais. Sangat mengharukan bagi saya :"(
2. Kunjungan I. Lantai 4 merupakan lantai khusus untuk anak-anak. Ketika saya masuk ke area lantai 4, memang terlihat bahwa memang ruangan anak-anak karena dindingnya terdapat gambar-gambar yang mencerminkan anak-anak. Ketika saya mencoba menyelusuri koridor, dan ternyata disana terdapat meja sekretariat dari YPKAI. Saat itu ada satu orang dari pengurus komunitas, lalu ia memberi saya id volunteer dan bertanya pada saya apakah ingin bergabung dengan volunteer lain atau mencoba masuk ke kamar adik yang lain. Saya memutuskan untuk bergabung dengan dengan yang lain.
Diantar oleh Kak Tyas (nama pengurus komunitas tersebut) masuk ke salah satu kamar, saya melihat ada 1 volunteer yang asik bermain monopoli bersama adik penderita kanker. Tidak lama kemudian ada 1 volunteer lain yang masuk ke kamar, sehingga kami menjadi bertiga. Namun, tidak lama kemudian salah satu volunteer pulang karena dia sudah datang ke Dharmais sejak pagi (sedangkan saya tiba sekitar jam 2 siang).
Kamar yang bermuatan 3 pasien, hanya di isi dengan 2 pasien. Satu, bernama Fariz (asal Riau) yang kami ajak bermain, dan yang satunya lagi kira-kira seumuran anak smp, namun saya tidak kenal karena saat itu dia sedang beristirahat. Hari itu Fariz ditemani oleh Ibu dan adiknya. Saya, Fani (volunteer), Fariz, dan Zidan (adik Fariz) bermain monopoli bersama. Setelah bosan bermain monopoli, kami sempat bermain kartu. Tapi tidak lama, karena Fariz sudah capek dan istirahat. Kegiatan hari itu berakhir sekitar pukul 5 sore. Hari ini hanya diisi dengan bermain saja. Tidak terlalu banyak mengobrol. Hanya Ibu Fariz sempat bercerita bahwa Fariz memang keluar masuk rumah sakit.
3. Kunjungan II. Awalnya saya berniat untuk kembali bermain dengan Fariz. Tapi ternyata Fariz sudah balik ke Riau. Agak shocked sedikit sih karena tiba-tiba sudah tidak ada. Tapi itu pertanda baik karena artinya kondisi Fariz telah membaik. Oleh karena itu, saya mencoba masuk ke kamar lain. Dalam kunjungan kedua ini, saya bermain dengan beberapa adik yang berbeda.
Pertama, saya memasuki kamar yang di dalamnya terdapat dua orang adik yang sedang bermain. Saya lupa nama mereka. Yang saya ingat, mereka menderita kanker mata atau yang dikenal dengan Retinoblastoma. Rasanya sedih melihat salah satu mata mereka diperban. Saya pun tidak sanggup membayangkan apabila perban itu dibuka :( Saya yang seorang diri, bermain mainan anak-anak bersama mereka. Mainan mobil-mobilan, dan berbagai mainan lainnya. Namun waktu bermainnya juga tidak lama karena salah satu adik ingin makan siang dan sempet agak sedikit berselisih paham dengan temannya. Oleh karena itu saya mengantar salah satu adik ke kamarnya.
Kedua, ketika sedang mengantarkan salah satu adik kembali ke kamarnya saya bertemu dengan dua orang volunteer. Akhirnya kami bertiga mengantarkan adik tersebut. Kamar tersebur luas, muatannya sekitar untuk 6 pasien. Ketika masuk, saya melihat seorang adik penderita kanker yang lebih kecil lagi. Badannya cukup besar tapi hanya bermain di kasur. Selang beberapa menit, adik yang kami antarkan ke kamar mengatakan ingin bermain. Akhirnya saya bertiga mengajak adik tersebut ke ruang perpustakaan. Kami menemani adik tersebut bermain puzzle.
Ketiga. Setelah bermain puzzle, kami mengantarkan adik kembali ke kamarnya. Ketika di kamar mata saya tertuju kepada adik kecil yang tadi saya lihat dan hati saya berkata ingin mengenal dekat dengannya. Maka saya bergeser ke kasur adik kecil itu. Saya tanya namanya, sang Ibu menjawab Angga. Iya, adik itu bernama Angga berusia 3 tahun. Untuk seorang anak 3 tahun, badan Angga sangat besar. Saya lupa nama jenis kanker yang ia derita, namun saya ingat letak kanker adik tersebut berada di bokong bawah. Sambil bermain dengan Angga yang sedang dikemoterapi, sang Ibu bercerita kepada saya mengenai riwayat anaknya. Sayangnya tidak semua secara detail ceritanya masih saya ingat. Secara garis besaar, sang Ibu kaget karena anaknya menderita kanker. Karena dilihat dari riwayat kesehatan keluarga, tidak ada sebelumnya yang menderita kanker. Angga telah beberapa kali dioperasi karena benjolan yang ada di bawah bokong tersebut. Sebelum di Dharmais, Angga pernah dirawat di rumah sakit (namun saya lupa nama rumah sakitnya). Ketika itu Angga telah dinyatakan stadium 4. Sedih sekali rasanya melihat anak sekecil itu menderita kanker stadium 4. Seperti anak seumurannya, Angga pun belum pandai berbicara. Cukup lama saya bermain dan berbincang dengan Ibunya. Ketika hari menjelang petang, saya pamit pulang. Kebetulan saat itu, Ayah dan Nenek Angga juga telah datang. Kunjungan kedua ini sangat berkesan bagi saya.
4. Kunjungan III. Dalam kesempatan kali ini, saya sudah janjian dengan volunteer lain yang saya kenal waktu kunjungan pertama, yaitu Fani. Pada hari ini kami bermain di ruangan bermain yang memang menjadi salah satu fasilitas disana. Kami bermain bersama satu orang adik yang ditemani sang Ibu. Adik itu bernama Ichsan. Saya lupa menanyakan jenis kanker yang diderita, tapi dapat terlihat bahwa tonjolan tersebut ada di lehernya. Seharian kami bermain permainan itu. Duh, saya lupa nama permainannya. Bisa dilihat foto di bawah ini. Ketika bermain sempat datang seorang adik kecil lainnya. Masih batita, tapi tidak lama. Sepertinya ia kembali ke kamar.
5. Kunjungan IV. Setalah sekian lama saya tidak ke RS Dharmais, akhirnya saya memutuskan kembali bersama teman saya. Sebenarnya, saya mendaftar sebagai volunteer bersama salah seorang teman saya. Karena satu hal, akhirnya ia baru melakukan kunjungan ke RS Dharmais. Ketika saya datang, seperti biasa keseluruhan ruangan terasa sepi. Dann pastinya sudah tidak ada lagi adik-adik yang sebelumnya pernah bermain bersama saya. Pada akhirnya kami masuk ke sebuah kamar yang cukup untuk 3 orang. Tapi saat itu hanya diisi satu atau dua orang (maaf, lupa). Anak itu masih bayi. Ya, bisa disebut batita (bayi dibawah usia tiga tahun). Didampingi Ibunya, saya dengan teman hanya bermain boneka dengan bayi tersebut sambil berbincang ringan dengan Ibunya. Tidak lama kemudian kami berpamitan.
Secara keseluruhan, meskipun hanya sebentar dan tidak banyak pengalaman bersama mereka, saya merasa senang sempat merasakan dan kenal dengan anak-anak penderita kanker. Mereka tidak hanya berasal dari Jakarta, tapi juga daerah-daerah di Indonesia. Karena menjadi volunteer, saya pun mengetahui seperti apa kemoterapi yang tadinya saya hanya mengira-ngira saja bentuknya. Melihat mereka yang berjuang melawan penyakit merupakan salah satu tamparan saya untuk lebih mensyukuri dan tetap menjaga kesehatan. Setidaknya, dengan menjaga kesehatan dapat mengurangi terjangkit berbagai penyakit. Yaaa setidaknya dengan pengalaman sebagai volunteer serta dengan melihat berbagai 'pemandangan' selama di rumah sakit dari lobby dan lantai 4, berpengaruh terhadap diri saya pribadi. Semoga juga penderita kanker semakin menurun.
Jika kalian merasa tergerak membantu mereka, bisa dilakukan dengan berbagai cara. Menjadi volunteer, donasi, dan hal yang paling sederhana adalah menyebarluaskan mengenai hal ini kepada orang lain baikm secara langsung maupun melalui sosial media. Selain Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia, ada juga Yayasan Kanker Anak Indonesia. Mungkin masih ada lembaga/organisasi/komunitas lainnya yang concern terhadap anak-anak yang menderita kanker. Informasi bisa kalian cari melalui google.
Oh iya, pengalaman saya sebagai volunteer di YPKAI pernah dimuat dalam koran Jakarta Globe edisi 12 Juni 2011 dengan judul artikel "How You Can Help Children with Cancer".
Kenapa?
Semua orang tahu bahwa kanker merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian. Penyakit ini juga banyak diderita oleh anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa. Saya pribadi merasa sangat ingin masuk dalam bagian hidup mereka, setidaknya saya berharap dapat menjadi teman yang dapat membuat mereka tertawa dan bahagia ditengah penyakit ganas yang mereka derita. Saya meyakini bahwa senyuman dan tawa dapat berpengaruh baik untuk kesehatan manusia. Setidaknya meskipun fisik mereka sakit tapi perasaan mereka tetap bahagia.
Oleh karena itu, kebetulan salah satu komunitas atau organisasi yang fokus pada anak-anak penderia kanker sedang membuka kesempatan menjadi volunteer untuk mendampingi para anak-anak tersebut. Maka daftar lah saya sebagai volunteer di Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia / Community for Children with Cancer. Setelah melewati beberapa proses seperti pendaftaran dan briefing, pada akhirnya saya dapat terjun langsung atau menjadi bagian dari anak-anak tersebut. Kegiatan berlangsung di RS. Dharmais.
Pada saat itu, jadwal kunjungan para volunteer dibebaskan oleh pengurus organisasi sesuai dengan waktu luang yang dimiliki oleh para volunteer. Oleh karena itu setiap saya kesana, jarang sekali saya bertemu dengan para volunteer lainnya. Jam kunjungan pun dibebaskan, sehingga terkadang ketika volunteer datang, para adik tersebut sedang tidak dapat bermain.
Kalau tidak salah, ketika itu saya memilih datang kunjungan setiap Rabu dan Jumat sekitar pukul 2 siang. Selama menjadi volunteer disana, saya hanya sempat melakukan 4 kali kunjungan. Namun, semuanya sangat berkesan bagi saya karena bertemu dengan adik-adik yang berbeda dan pastinya dengan jenis penyakit yang berbeda dan kisah yang berbeda pula. Namun dengan berat hati, saya harus menghentikan kunjungan saya kesana karena saya merasa tidak ada waktu yang jelas untuk para volunteer sehingga terkadang ketika saya datang kesana akhirnya sia-sia dan tidak dapat melakukan satu kegiatan pun. Bahkan tidak ada pengurus yang dapat ditemui disana. Memang, pada saat itu tidak ada jam-jam khusus yang diberikan untuk interaksi antara adik-adik penderita kanker dengan para volunteer. Sangat dibebaskan.
Menurut informasi dari teman saya yang mencoba daftar sebagai volunteer pada tahun 2012, telah diberlakukan jadwal yang fix untuk para calon volunteer. Namun, pada tahun lalu saya memutuskan tidak kembali mendaftarkan karena adanya ketidakcocokan waktu.
Berikut adalah moment-moment selama kurang lebih 2 bulan menjadi volunteer YPKAI pada tahun 2011 :
1. Sebelum terjun langsung, dipastikan ada briefing dari komunitas untuk para calon volunteer. Briefing diadakan di aula RS. Dharmais. Ketika itu aula penuh sekali dengan para calon volunteer. Kegiatan hari itu adalah penjelasan mengenai profil komunitas, penyakit kanker dari para dokter RS Dharmais, pengalaman para volunteer, dan sebagainya. Pada saat itu hadir pula Panji Pragiwaksono dan Erwin Parengkuan yang juga bagian dari YPKAI. Moment sedih pada briefing ini adalah ketika diperlihatkan video mengenai anak-anak penderita kanker di RS Dharmais. Sangat mengharukan bagi saya :"(
2. Kunjungan I. Lantai 4 merupakan lantai khusus untuk anak-anak. Ketika saya masuk ke area lantai 4, memang terlihat bahwa memang ruangan anak-anak karena dindingnya terdapat gambar-gambar yang mencerminkan anak-anak. Ketika saya mencoba menyelusuri koridor, dan ternyata disana terdapat meja sekretariat dari YPKAI. Saat itu ada satu orang dari pengurus komunitas, lalu ia memberi saya id volunteer dan bertanya pada saya apakah ingin bergabung dengan volunteer lain atau mencoba masuk ke kamar adik yang lain. Saya memutuskan untuk bergabung dengan dengan yang lain.
Diantar oleh Kak Tyas (nama pengurus komunitas tersebut) masuk ke salah satu kamar, saya melihat ada 1 volunteer yang asik bermain monopoli bersama adik penderita kanker. Tidak lama kemudian ada 1 volunteer lain yang masuk ke kamar, sehingga kami menjadi bertiga. Namun, tidak lama kemudian salah satu volunteer pulang karena dia sudah datang ke Dharmais sejak pagi (sedangkan saya tiba sekitar jam 2 siang).
Kamar yang bermuatan 3 pasien, hanya di isi dengan 2 pasien. Satu, bernama Fariz (asal Riau) yang kami ajak bermain, dan yang satunya lagi kira-kira seumuran anak smp, namun saya tidak kenal karena saat itu dia sedang beristirahat. Hari itu Fariz ditemani oleh Ibu dan adiknya. Saya, Fani (volunteer), Fariz, dan Zidan (adik Fariz) bermain monopoli bersama. Setelah bosan bermain monopoli, kami sempat bermain kartu. Tapi tidak lama, karena Fariz sudah capek dan istirahat. Kegiatan hari itu berakhir sekitar pukul 5 sore. Hari ini hanya diisi dengan bermain saja. Tidak terlalu banyak mengobrol. Hanya Ibu Fariz sempat bercerita bahwa Fariz memang keluar masuk rumah sakit.
Fariz dan Zidan (adiknya) |
3. Kunjungan II. Awalnya saya berniat untuk kembali bermain dengan Fariz. Tapi ternyata Fariz sudah balik ke Riau. Agak shocked sedikit sih karena tiba-tiba sudah tidak ada. Tapi itu pertanda baik karena artinya kondisi Fariz telah membaik. Oleh karena itu, saya mencoba masuk ke kamar lain. Dalam kunjungan kedua ini, saya bermain dengan beberapa adik yang berbeda.
Pertama, saya memasuki kamar yang di dalamnya terdapat dua orang adik yang sedang bermain. Saya lupa nama mereka. Yang saya ingat, mereka menderita kanker mata atau yang dikenal dengan Retinoblastoma. Rasanya sedih melihat salah satu mata mereka diperban. Saya pun tidak sanggup membayangkan apabila perban itu dibuka :( Saya yang seorang diri, bermain mainan anak-anak bersama mereka. Mainan mobil-mobilan, dan berbagai mainan lainnya. Namun waktu bermainnya juga tidak lama karena salah satu adik ingin makan siang dan sempet agak sedikit berselisih paham dengan temannya. Oleh karena itu saya mengantar salah satu adik ke kamarnya.
Kedua, ketika sedang mengantarkan salah satu adik kembali ke kamarnya saya bertemu dengan dua orang volunteer. Akhirnya kami bertiga mengantarkan adik tersebut. Kamar tersebur luas, muatannya sekitar untuk 6 pasien. Ketika masuk, saya melihat seorang adik penderita kanker yang lebih kecil lagi. Badannya cukup besar tapi hanya bermain di kasur. Selang beberapa menit, adik yang kami antarkan ke kamar mengatakan ingin bermain. Akhirnya saya bertiga mengajak adik tersebut ke ruang perpustakaan. Kami menemani adik tersebut bermain puzzle.
di ruang perpustakaan |
Angga (3th) |
Ichsan, di ruang bermain |
Secara keseluruhan, meskipun hanya sebentar dan tidak banyak pengalaman bersama mereka, saya merasa senang sempat merasakan dan kenal dengan anak-anak penderita kanker. Mereka tidak hanya berasal dari Jakarta, tapi juga daerah-daerah di Indonesia. Karena menjadi volunteer, saya pun mengetahui seperti apa kemoterapi yang tadinya saya hanya mengira-ngira saja bentuknya. Melihat mereka yang berjuang melawan penyakit merupakan salah satu tamparan saya untuk lebih mensyukuri dan tetap menjaga kesehatan. Setidaknya, dengan menjaga kesehatan dapat mengurangi terjangkit berbagai penyakit. Yaaa setidaknya dengan pengalaman sebagai volunteer serta dengan melihat berbagai 'pemandangan' selama di rumah sakit dari lobby dan lantai 4, berpengaruh terhadap diri saya pribadi. Semoga juga penderita kanker semakin menurun.
Jika kalian merasa tergerak membantu mereka, bisa dilakukan dengan berbagai cara. Menjadi volunteer, donasi, dan hal yang paling sederhana adalah menyebarluaskan mengenai hal ini kepada orang lain baikm secara langsung maupun melalui sosial media. Selain Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia, ada juga Yayasan Kanker Anak Indonesia. Mungkin masih ada lembaga/organisasi/komunitas lainnya yang concern terhadap anak-anak yang menderita kanker. Informasi bisa kalian cari melalui google.
Oh iya, pengalaman saya sebagai volunteer di YPKAI pernah dimuat dalam koran Jakarta Globe edisi 12 Juni 2011 dengan judul artikel "How You Can Help Children with Cancer".
Hello, apa kabar mba Vinessia? saya Siska, senang sekali membaca sharing yang sudah dilakukan mba Vinessia sebelumnya untuk anak-anak penderita cancer terutama untuk yang berada di Jakarta. Saya berharap bisa seperti mba Vinessia, dapat memilliki kesempatan untuk bisa membantu anak-anak penderita cancer dalam melewati masa-masa pengobatan. Alm. ibu saya dulu adalah penderita cancer, tidak mudah memang bagi mereka untuk melewati masa-masa pengobatan. mereka sangat memerlukan dukungan dari orang-orang sekelilingnya terutama keluarga untuk dapat bangkit dari rasa sakit. Dan orang-orang seperti mba Vinessia lah yang bisa memberikan kekuatan dan semangat untuk bisa sembuh, untuk bisa hidup seperti anak-anak normal lainnya. Jangan pernah berhenti untuk berbagi kasih. -salam-
BalasHapusHalo mba Siska. Semoga keadaan saya ataupun mba Siska selalu dalam keadaan baik. Terima kasih telah menyempatkan diri udah baca sharing saya ini. Maaf sebelumnya kalau membuat mba Siska jadi teringat Almh Ibu. Semoga Ibu tenang dan bahagia di surga. Amiin
BalasHapusIya mba, saya membayangkannya saja sudah berat apalagi mereka penderita kanker yang menjalani proses pengobatan. Dengan penyakit seperti itu, memang yang bisa dilakukan selain tetap menjalani pengobatan, kita harus coba membuat perasaan mereka tetap senang sehingga mengurangi pikiran mereka akan penyakitnya.
Setau saya ada dua komunitas/lembaga yang concern dan aktif terhadap anak-anak penderita kanker. Ada Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia dan Yayasan Kanker Anak Indonesia. Kalau mba Siska berminat, bisa mencari tau info lebih lanjut melalui dua lembaga tersebut. Semangat mba! :)